Pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 Round 3 zona Asia antara Indonesia melawan Bahrain yang berakhir dengan skor 2-2 memang menyisakan rasa campur aduk dan cukup kontroversial.
Di satu sisi, kita patut mengapresiasi perjuangan Timnas Indonesia yang mampu menampilkan permainan impresif dan sempat berbalik unggul 2-1 atas Bahrain.
Gol-gol indah dari Ragnar Oratmangoen dan Rafael Struick menunjukkan kualitas dan semangat juang Garuda.
Namun di sisi lain, keputusan kontroversial wasit Ahmed Al Kaf yang tidak menghentikan pertandingan meskipun masa injury time telah berakhir, jelas sangat merugikan Indonesia.
Gol penyama kedudukan Bahrain di menit akhir masa injury time yang seharusnya tidak terjadi, menimbulkan kekecewaan dan protes keras dari para pemain, ofisial, dan tentunya para pendukung Timnas Indonesia.
Berikut beberapa poin yang menjadikan pertandingan ini kontroversial:
- Keputusan Wasit
Wasit Ahmed Al Kaf menjadi sorotan utama karena dianggap tidak tegas dan tidak konsisten dalam memimpin pertandingan.
Ia memberikan tambahan waktu yang cukup lama tanpa alasan jelas, dan tidak menghentikan pertandingan meskipun waktu telah habis saat Bahrain mencetak gol penyama kedudukan.
- Gol Kontroversial
Gol kedua Bahrain yang dicetak Mohamed Marhoon di masa injury time menjadi perdebatan.
Banyak pihak yang menilai gol tersebut seharusnya tidak sah karena waktu normal pertandingan sudah berakhir.
- Kartu Merah Manajer Timnas
Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, mendapatkan kartu merah karena memprotes keras keputusan wasit. Hal ini semakin menambah panas suasana pertandingan.
Meskipun hasil imbang ini tetap memberikan poin bagi Indonesia, namun rasa kecewa tentu tidak dapat dihindari.
Kontroversi yang terjadi seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, baik bagi wasit, pemain, maupun ofisial, untuk menjunjung tinggi sportivitas dan fair play dalam pertandingan sepak bola.
Semoga ke depannya, Timnas Indonesia dapat terus meningkatkan performa dan meraih hasil yang lebih baik di pertandingan-pertandingan selanjutnya.
Kalau menurutmu bagaimana? (*)